Rabu, 12 April 2017

Menejemen Dana Bank



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Bank mempunyai kegiatan utama, yaitu pengumpulan dana dan penyaluran kredit yang harus dilakukan dengan baik dan benar. Manajemen sangat berperan penting dalam pengumpulan dana dan kredit untuk mendukung tercapainya tujuan. Bank merupakan jantung dan urat nadinya perdagangan dan pembangunan ekonomi suatu Negara. Bank baru dapat melakukan operasionalnya jika dananya telah ada. Semakin banyak dana yang dimiliki suatu bank, semakin besar peluangnya untuk melakukan kegiatan-kegiatannya dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu, setiap bank selalu berusaha untuk memperoleh dana yang optimal tetapi dengan cost of money yang wajar.
 Salah satu kendala bagi setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatannya adalah masalah kebutuhan dana. Hampir seratus persen perusahaan memerlukan dana untuk membiayai kegiatan usahanya, baik untuk biaya rutin maupun untuk keperluan perluasan usaha. Pentingnya dana membuat setiap perusahaan berusaha keras untuk mencari sumber-sumber dana yang tersedia, termasuk perusahaan lembaga keuangan semacam bank.
Ikhtisar posisi dan komposisi sumber dana dan penggunaan dana sebuah bank dapat dibaca oleh neraca bank yang bersangkutan. Sisi pasiva neraca menunjukkan sumber dan jenis dana, dan sisi aktiva menunjukkan pengguna dana yang diperoleh dari sumber-sumber dana. Bisnis bank adalah bisnis perantara keuangan, yang bertindak sebagai perantara bagi orang yang memiliki dana dan orang yang membutuhkan dana. Oleh karena itu, deposit (simpanan) nasabah merupakan sumber utama dan terbesar dana bank. Sedangkan penggunaan dana yang terbesar adalah pemberian kredit.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa Pengertian Manajemen Dana Bank?
2.      Apa saja Fungsi Dana Bank (Bank Capital)?
3.      Bagaimana Perencanaan Jumlah Dana Bank?
4.      Apa Pengertian Sumber-Sumber Dana Bank ?
5.      Bagaimana Penggunaan Dana Bank?

C.    Tujuan Masalah
1.      Untuk mengetahui Pengertian Manajemen Dana Bank.
2.      Untuk mengetahui Fungsi Dana Bank (Bank Capital).
3.      Menjelaskan Perencanaan Jumlah Dana Bank.
4.      Untuk mengetahui Pengertian Sumber-Sumber Dana Bank.
5.      Menjelaskan Penggunaan Dana Bank.














BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Manajemen Dana Bank
Kegiatan utama bank adalah mengumpulkan dana dan menyalurkan kredit yang harus dilakukan dengan baik dan benar. Menajemen sangat berperan penting dalam  pengumpulan  dana  dan  penyaluran  kredit  untuk  mendukung  tercapainya tujuan.
Manajemen adalah  ilmu dan  seni mengatur proses   pemanfaatan  sember daya  manusia  dan  sumber-sumber  lainnya  secara  efektif  dan  efesien  untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Dana Bank adalah sejumlah uang yang di miliki dan dikuasai suatu bank dalam kegiatan operasionalnya, atau suatu kegiatan perencanaan, Pelaksanaan, dan pengendalian terhadap penghimpunan dana yang ada di masyarakat.[1]
Manajemen Dana Bank (Bank Found Management) adalah ilmu dan seni mengatur proses penarikan dan pengumpulan dana yang optimal dan dengan cost of money  yang wajar. Yang  di maksud  dengan wajar  adalah  cost  of money  (cost  of  found + overhead cost) dapat bersaing dengan bank-bank lain.[2]
Sebagai lembaga keuangan, maka dana merupakan persoalan bank yang paling utama. Tanpa dana, bank tidak dapat berbuat apa-apa, artinya tidak berfungsi sama sekali.[3]
Bagi  bank,  manajemen  dana  bank  adalah  bagaimana  memilih  dan mengelola  sumber  dana  yang  tersedia.  Bagi  bank  pengelola  sumber  dana  dari masyarakat  luas,  terutama  dalam  bentuk  simpanan  giro,  tabungan  dan  deposito sangatlah  penting. Dalam  penglolaan  sumber  dana  di mulai  dari  pencarian  akan kebutuhan  dana,  kemudian  pelaksanaan  pencarian  sumber  dana  yang  tersedia. Pengelolaan  sumber  dana  kini  di  kenal  dengan  nama  manajemen  dana  bank. Dengan  kata  lain  pengertian  manajemen  dana  bank  adalah  suatu  kegiatan perencanaan,  pelaksanaan  dan  pengendalian  terhadap  penghimpun  dana  yang  ada di masyarakat.[4]
Manajemen pengelolaan Dana Bank meliputi kegiatan-kegiatan berikut:
1.      Mengatur penarikan dan pengumpulan dana yang optimal dan dengan cost of money yang minimal.
2.      Merencanakan sarana pembanguna dan penyaluran kredit bank.
3.      Menetapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan penarikan tabungan dan penyaluran kredit yang efektif dan aman.
4.      Memperhatikan keseimbangan antara dana bank dengan investasi primer dan sekunder sesuai ketentuan dan surat edaran Bank Indonesia.
5.      Mengatur keseimbangan dana sendiri dan dana asing.
6.      Mengatur penyaluran kredit yang optimal, likuiditas dan aman.
7.      Melaksanakan sistem kontrol preventif dan repsesif yang efektif terhadap pengumpulan dana dan penyaluran dana.
8.      Mengevaluasi seberapa jauh tujuan bank bersangkutan tercapai.
9.      Memonitoring informasi perkembangan perbankan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan moneter pemerintah.  

B.     Fungsi Dana Bank (Bank Capital)
1.      Sebagai sumber dana biaya kegiatan operasional bank.
2.      Untuk memenuhi ketentuan dari surat edaran Bank Indonesia.
3.      Sumber dana untuk investasi primer dan sekunder bank.
4.      Sebagai penyangga dan penyerap kerugian bank bersangkutan.
5.      Sebagai tolak ukur besar kecilnya suatu bank.
6.      Untuk menarik SSU menabungkan uangnya di bank bersangkutan.
7.      Untuk memperbesar solidaritas masyarakat terhadap bank bersangkutan.
8.      Untuk memperbesar daya saing bank bersangkutan.
9.      Untuk mempermudah penarikan dan peningkatan sumber daya manusia.
10.  Untuk memperbanyak pembukaan kantor cabang.
11.  Sebagai tool of management bagi manajer bank.
                      
C.    Perencanaan Jumlah Dana Bank
Perencanaan  jumlah  dana  bank  diperlukan  untuk menetapkan  dana  yang dibutuhkan sehingga pengendalian dapat di  lakukan. Perencanaan yang baik harus didasarkan atas analisis data dan  informasi. Data dan  informasi  yang di  butuhkan dalam perencanaan jumlah dana bank antara lain :
1.      Undang-undang perbankan dan surat edaran bank sentral
2.      Situasi moneter dan keadaan perekonomian
3.      Pendapat masyarakat (IPC) dan besarnya biaya hidup
4.      Jumlah bank saingan dan besarnya cost of found yang berlaku
5.      Capital Adequacy Ratio  (CAR) atau  rasio kecukupan modal dan Bank For International Settlements (BIS).

Sedangkan yang dimaksud dengan perencanaan adalah:
Perencanaan  adalah  memilih  dan  menggabungkan  fakta  dan  membuat serta  menggunakan  asumsi  mengenai  masa  datang  dengan  jalan menggambarkan  dan  merumuskan  kegiatan-kegiatan  yang  di  perlukan untuk mencapai hasil yang di inginkan (G.R Terry).
Perencanaan adalah menentukan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan (Louis A. Allen).
Rencana  adalah  sejumlah  keputusan  mengenai  keinginan  dan  berisi pedoman pelaksanaan untuk mencapai tujuan yang diinginkannya itu. Jadi, setiap  rencana mengandung  dua  unsur,  yaitu  tujuan  dan  pedoman (Drs. Malayu S.P. Hasibuan-1985).
Penentuan Besarnya Dana Bank
Untuk menentukan besarnya dana bank secara absolut sulit, tetapi besarnya dana bank dapat di tentukan berdasarkan hal-hal berikut :
1.      Ketentuan Pemerintah
Pemerintah  selalu menetapkan  besarnya  dana  (modal)  sendiri  setiap bank  negaranya  masing-masing.  Penentuan  tersebut  berdasarkan UU, Keppres, atau surat edaran Bank Indonesia.
2.      Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)
KPMM atau CAR adalah kebutuhan modal minimum bank di hitung berdasarkan aktiva tertimbang menurut resiko.
3.      Area Operasional Bank
Kebutuhan  dana  bank  akan  semakin  besar  jika  area  operasionalnya semakin luas meliputi nasional dan bahkan internasional.
4.      Produk Jasa Bank
Kebutuhan  besarnya  dana  bank  dipengaruhi  oleh  banyaknya  produk jasa yang akan dilayaninya. Apabila produk  jasa bank banyak, maka dana bank yang dibutuhkan semakin besar, begitu juga sebaliknya.
5.      Tujuan Bank
Dana  bank  akan  dipengaruhi  oleh  tujuan  yang  ingin  di  capai  bank bersangkutan.  Semakin  banyak  laba  yang  ingin  diperoleh  maka semakin besar dana bank yang dibutuhkan.
6.      Pimpinan Bank
Kebutuhan  modal  bank  juga  dipengaruhi  oleh  kecakapan  dan profesionalisme pimpinan bank.
7.      Kebutuhan Likuiditas yang dimiliki
Artinya  jika  alat-alat  likuid  yang  di  miliki  sangat  terbatas,  ada kemungkinan untuk memenuhi likuiditas itu diambil dari modal bank bersangkutan.

8.      Tingkat Kualitas dari Aset
Artinya  semakin  banyak  aset  yang  produktif  (kredit  lancar  dan carning  assets)  maka  kebutuhan  akan  modal  semakin  mudah  di penuhi.
9.      Struktur dari Tabungan
Artinya  apabila  biaya  tabungan  semakin  banyak,  akan  semakin  sulit untuk dapat memenuhinya.
10.  Tingkat Kualitas dan Sistem Operasional Bank
Artinya  semakin  baik  operasional  bank,  semakin  efisien  serta produktif bank bersangkutan.
11.  Tingakat Kualitas Pemilik Bank
Artinya jika pemilik bank selalu menginginkan agar banknya semakin kuat dan besar, kebutuhan modal akan semakin terpenuhi karena  laba yang di peroleh diinvestasikan kembali.[5]

D.    Pengertian Sumber-Sumber Dana Bank
Sumber-sumber dana bank adalah usaha bank dalam memperoleh dana dalam rangka membiayai operasinya. Sesuai dengan fungsi bank sebagai lembaga keuangan dimana kegiatan sehari-harinya adalah bergerak dibidang keuangan, maka sumber-sumber dana juga tidak terlepas dari bidang keuangan. Untuk menopang kegiatan bank sebagai penjual uang (memberikan pinjaman), bank harus lebih dulu membeli uang (menghimpun dana) sehingga dari selisih bunga tersebutlah bank memperoleh keuntungan.
Dana untuk membiayai operasinya dapat diperoleh dari berbagai sumber. Perolehan dana ini tergantung bank itu sendiri apakah secara pinjaman (titipan) dari masyarakat atau dari lembaga lainnya. Di samping itu, untuk membiayai operasinya dana dapat pula diperoleh dengan modal sendiri, yaitu dengan mengeluarkan atau menjual saham. Perolehan dana disesuikan pula dengan tujuan penggunaan dana tersebut.
Jika tujuannya untuk kegiatan sehari-hari jelas berbeda sumbernya, dengan bank yang hendak melakukan investasi baru atau untuk perluasan suatu usaha. Jadi tergantung dari pada tujuan dana tersebut digunakan untuk apa.[6]

Adapun jenis sumber-sumber dana bank tersebut:
1.      Dana yang bersumber dari bank itu sendiri.
2.      Dana yang berasal dari masyarakat luas.
3.      Dana yang bersumber dari lembaga lain.
4.      Dana dari pasar financial.

Berikut ini uraian dari masing masing sumber dana di atas:
1.      Dana Yang Bersumber Dari Bank Itu Sendiri
Sumber dana yang bersumber dari bank itu sendiri merupakan sumber dana dari modal sendiri. Modal sendiri maksudnya adalah modal setoran dari para pemegang sahamnya. Apabila saham yang terdapat dalam portepel belum habis terjual, sedangkan kebutuhan dana masih perlu, maka pencariannya dapat dilakukan dengan menjual saham kepada pemegang saham lama. Akan tetapi jika tujuan perusahaan untuk melakukan ekspansi, maka perusahaan dapat mengeluarkan saham baru dan menjual saham baru tersebut di pasar modal. Di samping itu pihak perbankan dapat pula menggunakan cadangan-cadangan baru yang belum digunakan.
            Secara garis besar dapat disimpulkan pencarian dana yang bersumber dari bank itu sendiri terdiri dari:
1.      Setoran modal dari pemegang saham
Dalam hal ini pemilik saham lama dapat menyetor dana tambahan atau membeli saham yang dikeluarkan oleh perusahaan.
2.      Cadangan-cadangan bank
Maksudnya ada cadangan-cadangan laba pada tahun lalu yang tidak dibagi kepada para pemegang sahamnya. Cadangan ini sengaja disediakan untuk mengantisipasi laba tahun yang akan datang.
3.      Laba bank yang belum dibagi
Merupakan laba yang memang belum dibagikan pada tahun yang bersangkutan, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai modal untuk sementara waktu.
Keuntungan dari sumber dana sendiri adalah tidak perlu membayar bunga yang relatif lebih besar daripada jika meminjam kelembaga lain. Kerugiannya adalah waktu yang diperlukan untuk memperoleh dana dalam jumlah besar memerlukan waktu yang relatif lebih lama. Hal ini disebabkan untuk melakukan penjualan saham bukanlah hal yang mudah. 

2.      Dana Yang Berasal Dari Masyarakat Luas
            Sumber dana ini merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan operasi suatu bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini. Pencarian dana dari sumber ini relatif paling mudah jika dibandingkan dengan sumber lainnya. Pencarian dana dari sumber dana ini paling dominan, asal dapat memberikan bunga dan fasilitas menarik lainnya, menarik dana dari sumber ini tidak terlalu sulit. Akan tetapi pencarian sumber dana dari sumber ini relatif lebih mahal, dibandingkan dari dana sendiri.
            Pentingnya sumber dana dari masyarakat laus, disebabkan sumber dana dari masyarakat luas merupakan sumber dana yang paling utama bagi bank. Sumber dana yang juga disebut sumber dana dari pihak ketiga ini di samping mudah untuk mencarinya juga tersedia banyak dimasyarakat. Kemudian persyaratan untuk mencarinya juga tidak sulit.

Untuk memperoleh sumber dana dari masyarakat luas, bank dapat menawarkan berbagai jenis simpanan. Pembagian jenis simpanan ke dalam beberapa jenis dimaksudkan agar para nasabah penyimpan mempunyai banyak pilihan sesuai dengan tujuan masing-masing. Tiap pilihan mempunyai pertimbangan tertentu dan adanya suatu pengharapan yang ingin diperolehnya. Pengharapan yang ingin diperoleh dapat berupa keuntungan, kemudahan atau keamanan uangnya atau kesemuanya. Sebagai contoh tujuan utama menyimpanan uang dalam bentuk rekening giro adalah untuk kemudahan dalam melakukan pembayaran, terutama bagi mereka yang bergelut dalam bisnis dan biasanya pemegang rekening giro tidak begitu memperhatiakan masalah besar kecil bunga yang akan diterimanya. Sedangkan bagi mereka yang menyimpan uangnya direkening tabungan di samping kemudahan untuk mengambil uangnya juga adanya pengharapan bunga yang lebih besar jika dibandingkan dengan rekening giro.
            Kemudian tujuan menyimpan uangya direkening deposito tentu mengharapkan penghasilan dari buga yang lebih besar. Hal ini disebabkan bunga deposito yang diberikan kepada deposan paling tinggi jika dibandingkan dengan simpanan lainnya. Bagi bank simpanan deposito merupakan dana mahal karena bunga yang diberikan kepada nasabah lebih tinggi dari bunga simpanan giro atau tabungan.
            Secara umum kegiatan penghimpunan dana ini dibagi kedalam tiga jenis yaitu:
1.      Simpanan giro ( demand deposit)
2.      Simpanan tabungan (saving deposit)
3.      Simpanan deposito ( time deposite)

Simpanan giro merupakan dana murah bagi bank, karena bunga atau balas jasa yang dibayar paling murah jika dibandingkan dengan simpanan tabungan dan simpanan deposito. Sedangkan simpanan tabungan dan simpanan deposito disebut dana mahal, hal ini disebabkan bunga yang dibayar kepada pemegangnya relatif  lebih tinggi, jika dibandingkan dengan jasa giro.
3.      Dana Yang Bersumkber Dari Lembaga Lainnya
Sumber dana yang ketiga ini merupakan sumber dana tambahan jika bank mengalami kesulitan dalam pencarian sumber dana pertama dan kedua diatas. Pencarian dari sumber dana ini relatif lebih mahal dan sifatnya hanya sementara waktu saja. Kemudian dana yang diperoleh dari sumber ini digunakan untuk memgbiayai atau membayar transaksi-transaksi tertentu. Perolehan dana dari sumber ini antara lain dapat diperoleh dari:
1.      Kredit likuiditas dari bank Indonesia
Merupakan kredit yang diberikan bank Indonesia kepada bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditasnya. Kredit likuiditas ini juga diberikan kepada pembiayaan sektor-sektor tertentu.
2.      Pinjaman antar bank
Pinjaman antar bank biasanya diberikan kepada bank-bank yang mengalami kalah kliring di dalam lembaga kliring. Pinjaman ini bersifat jangka pendek dengan bunga yang relatif tinggi. Pinjaman antar bank lebih dikenal dengan nama call money.
3.      Pinjaman dari bank-bank luar negeri
Merupakan pinjaman yang diperoleh oleh perbankan dari pihak luar negeri, misalnya pinjaman dari bank di singapura, amerika serikat atau dari negara-negara Eropa
4.      Surat berharga pasar uang (SBPU)
Dalam hal ini pihak perbankan menerbitkan SBPU kemudian diperjual belikan kepada pihak yang berminat, baik perusahaan keuangan maupun non keuangan.[7]



4.      Dana Dari Pasar Finansial
 Pasar finansial menyediakan berbagai fasilitas untuk melancarkan jual beli sekuritas finansial. Pasar finansial terbagi atas pasar uang (money market) untuk sekuritas jangka pendek dan pasar modal (capital market) untuk sekuritas jangka panjang.
Untuk mendapatkan dana, bank dapat menerbitkan sekuritas antara lain sertifikat deposito, promes, obligasi, dan sebagainya. Bank dapat menawarkannya dalam pasar finansial. Sejalan dengan itu bank juga dapat melakukan sekuritisasi (securitization) aset.

·         Sertifikat Deposito
Sertifikat deposito (certificate of deposit, atau negotiable of deposit) sering disingkat dengan CD. Pada prinsipnya CD adalah semacam instrumen finansial yang diterbitkan oleh sebuah bank dengan karakteristik atas unjuk yang di dalamnya tercantum jumlah dana tingkat bunga, jangka waktu ( jatuh tempo). Menurut undang-undang perbankan, sertifikat deposito adalah deposito berjangka uang bukti simpanannya dapat diperdagangkan. Ciri pokok yang membedakannya dengan deposito berjangka biasa adalah terletak pada sifat dapat diperjual belikan sebelum jatuh temponya melalui lembaga keuangan bukan bank.
            Commercial paper (CP) merupakan promes yang tidak disertai dengan jaminan yang diterbitkan, baik oleh bank, maupun perusahaan bukan bank untuk memperoleh dana jangka pendek yang dijual kepada investor melalui pasar uang.
·         Sekuritisasi Aset Bank
Sekurisasi aset ( securitzation of assets ) berarti mentranformasikan aset menjadi sekuritas, misalnya aset kredit yang diberikan. Dengan bekerja sama dengan suatu lembaga finansial, sebagian dari aset  kredit dipindahkan ke dalam kekuasaan suatu lembaga finansial, lalu menggantinya dengan menerbitkan sekuritas. Sekuritas ini kemudian dijual kepada berbagai investor. Proses ini mirip dengan penjualan piutang kepada lembaga faktoring.
·         Pasar Uang Antar Bank
Asar uang antar bank (interbank call money market) merupakan salah satu sarana untuk memenuhi likuiditas bank, karena kalah kliring. Pasar uang antar bank pada dasarnya adalah kegiatan pinjam meminjam antara suatu bank dengan bank-bank lain, sebagaimana sudah dibicarakan sebelumnya.
E.     Penggunaan Dana Bank
            Dana yang telah dikumpulkan dari sumber-sumber dana dibukukan sebagai pasiva (utang), kenudian dari pasiva ditransformasikan menjadi aset (harta). Aset bank umum dapat digolongkan ke dalam empat kategori dasar, yaitu:
1.      Kas (uang tunai)
2.      Investasi dalam sekuritas finansial
3.      Kredit yang diberikan
4.      Aset tetap
Penggunaan dana dalam praktiknya mengalokasikan dana kedalam berbagai aset.
            Pengalokasian dana ke dalam berbagai rekening aset dilakukan menurut prioritas dan keperluannya.
·         Prioritas pertama untuk mengisi cadangan primer.
·         Prioritas kedua untuk mengisi cadangan sekunder.
·         Prioritas ketiga untuk mengisi portofolio kredit.
·         Priorotas keempat untuk portofolio investasi.


a.       Cadangan Primer
Terlebih dulu perlu diingatkan bahwa istilah cadangan yang dipakai disini adalah kategori fungsinal, bukan istilah akuntansi. Jadi istilah cadangan primer dan cadangan sekunder tidak akan ditemui dalam neraca.
Cadangan primer dimaksudkan untuk memenuhi ketentuan likuiditas wajib (giro wajib minimum) yang disetor kedalam rekening bank yang bersangkutan pada bank sentral, untuk keperluan operasional sehari-hari, dan penyelesaian kliring antarbank. Cadangan primer dibukukan kedalam rekening-rekening:
·         Kas
·         Rekening giro pada bank sentral
·         Rekening pada bank koresponden
·         Piutang dalam proses penagihan
Aset yang disimpan dalam rekening-rekening tersebut sering disebut sebagai aset yang likuid, yang berarti mudah dicairkan menjadi uang tunai. Saldo kas digunakan untuk melayani pengambilan bila penyetoran lebih banyak jumlahnya dari jumlah pengambilan. Demikian pula sebaliknya, bila pengambilan lebih banyak dari penyetoran, maka saldo kas akan defisit.

Saldo rekening pada bank sentral sebagian merupakan giro wajib minimum dan sebagian lagi dapat digunakan untuk menjaga perubahan penerimaan dan pemasukan uang melalui transaksi kliring. Di dalam saldo ini termasuk pula dana jaminan kliring.
Saldo giro pada bank sentral sebagai alat likuid yang paling utama, karena tidak hanya semata-mata untuk GWM, tetapi juga untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat.
b.      Cadangan Sekunder
       Cadangan sekunder berfungsi sebagai penyangga bagi posisi cadangan primer, bila pada suatu ketika saldo kas tidak mencukupi, atau bila saldo giro pada bank sentral tidak mencukupi. Walaupun tujuan penempatan dana sebagai cadangan sekunder untuk keperluan likuiditas, sedapat mungkin harus dapat memberi penghasilan. Oleh karena itu, cadangan sekunder ditempatkan pada sekuritas misalnya SBI,SBPU. Cadangan sekunder dibukukan pada sisi aset dalam rekening surat berharga yang dimiliki.
c.       Prioritas ketiga untuk mengisi portofolio kredit
       Prioritas ketiga penggunaan dana adalah untuk pemberian kredit. Kredit merupakan aset bank yang terbesar dibandingkan aset lainnya. Karena itu bunga kredit merupakan sumber penghasilan yang dominan. Portofolio kredit terdiri dari berbagai jenis kredit, misalnya kredit komersial, kredit cicilan, kredit perumahan, dan sebagainya. Penyediaan dana untuk masing-masing jenis kredit dilakukan berdasarkan laba relatif dan permintaan, dengan memperhatikan pembatasan yang diisyaratkan oleh prinsip kehati-hatian serta peraturan.
d.      Prioritas keempat untuk portofolio investasi
       Prioritas terakhir untuk investasi pada berbagai tujuan, yaitu:
·         Untuk diverifikasi usaha
·         Untuk mendangkan penghasialan
·         Penghasilan tambahan cadangan sekunder.[8]
                                                                                                                             






BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Manajemen Dana Bank (Bank Found Management) adalah ilmu dan seni mengatur proses penarikan dan pengumpulan dana yang optimal dan dengan cost of money  yang wajar. Yang  di maksud  dengan wajar  adalah  cost  of money  (cost  of  found + overhead cost) dapat bersaing dengan bank-bank lain.
Dana  bank  yang efektif mutlak  harus ada  supaya operasional  bank dapat dilakukan. Dana bank adalah sejumlah uang yang dimiliki dan dikuasai suatu bank dalam kegiatan operasionalnya.
Sumber-sumber dana bank adalah usaha bank dalam memperoleh dana dalam rangka membiayai operasinya. Sesuai dengan fungsi bank sebagai lembaga keuangan dimana kegiatan sehari-harinya adalah bergerak dibidang keuangan, maka sumber-sumber dana juga tidak terlepas dari bidang keuangan. Untuk menopang kegiatan bank sebagai penjual uang (memberikan pinjaman), bank harus lebih dulu membeli uang (menghimpun dana) sehingga dari selisih bunga tersebutlah bank memperoleh keuntungan.
Adapun jenis sumber-sumber dana bank tersebut:
1.      Dana yang bersumber dari bank itu sendiri.
2.      Dana yang berasal dari masyarakat luas.
3.      Dana yang bersumber dari lembaga lain.
4.      Dana dari pasar financial.





DAFTAR PUSTAKA

Darmawi, Herman. 2011. Manajemen Perbankan, Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hasibuan, Malayu S.P. 2001. Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta: PT Bumi Aksara.
Kasmir. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: Rajawali Pers.
Kamir. 2010. Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta: Rajawali Pers.
Sinungan, Muchdarsyah. 2000. Manajemen Dana Bank, Jakarta:  PT Bumi Aksara.
Turmudi dan Nofli Wawanto. 2011. “Manajemen Dana Bank”, Solok: Makalah di Universitas Mahaputra Muhammad Yamin Fakultas Ekonomi – Jurusan Manajemen.


[1] Turmudi dan Nofli Wawanto, “Manajemen Dana Bank”, Universitas Mahaputra Muhammad Yamin Fakultas Ekonomi – Jurusan Manajemen, Solok (2011), h. 7.
[2] H. Malayu S.P. Hasibuan, Dasar-Dasar Perbankan, (Jakarta: PT Bumi Angkasa, 2001), cet. 1, h.56-57.
[3] Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000), h. 84.
[4] Turmudi dan Nofli Wawanto, “Manajemen Dana…”, h. 7-8.
[5] H. Malayu S.P Hasibuan, Dasar-Dasar… , h. 55,  57-61.
[6] Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan Lainnya, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), Ed. Revisi-cet. 14, h. 58.
[7] Kasmir, Dasar-dasar Perbankan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010) Cet.1, h.62-66
[8] Herman Darmawi, Manajemen Perbankan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), cet. 2, h. 46-52.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar