BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Bank mempunyai kegiatan utama, yaitu
pengumpulan dana dan penyaluran kredit yang harus dilakukan dengan baik dan
benar. Manajemen sangat berperan penting dalam pengumpulan dana dan kredit untuk
mendukung tercapainya tujuan. Bank merupakan jantung dan urat nadinya
perdagangan dan pembangunan ekonomi suatu Negara. Bank baru dapat melakukan
operasionalnya jika dananya telah ada. Semakin banyak dana yang dimiliki suatu
bank, semakin besar peluangnya untuk melakukan kegiatan-kegiatannya dalam
mencapai tujuan. Oleh karena itu, setiap bank selalu berusaha untuk memperoleh
dana yang optimal tetapi dengan cost of money yang wajar.
Salah satu kendala bagi setiap perusahaan
dalam menjalankan kegiatannya adalah masalah kebutuhan dana. Hampir seratus
persen perusahaan memerlukan dana untuk membiayai kegiatan usahanya, baik untuk
biaya rutin maupun untuk keperluan perluasan usaha. Pentingnya dana membuat
setiap perusahaan berusaha keras untuk mencari sumber-sumber dana yang tersedia,
termasuk perusahaan lembaga keuangan semacam bank.
Ikhtisar posisi dan komposisi sumber
dana dan penggunaan dana sebuah bank dapat dibaca oleh neraca bank yang
bersangkutan. Sisi pasiva neraca menunjukkan sumber dan jenis dana, dan sisi
aktiva menunjukkan pengguna dana yang diperoleh dari sumber-sumber dana. Bisnis
bank adalah bisnis perantara keuangan, yang bertindak sebagai perantara bagi
orang yang memiliki dana dan orang yang membutuhkan dana. Oleh karena itu,
deposit (simpanan) nasabah merupakan sumber utama dan terbesar dana bank.
Sedangkan penggunaan dana yang terbesar adalah pemberian kredit.
B.
Rumusan Masalah
1.
Apa Pengertian Manajemen Dana Bank?
2.
Apa saja Fungsi Dana Bank (Bank Capital)?
3.
Bagaimana Perencanaan Jumlah Dana Bank?
4.
Apa Pengertian Sumber-Sumber Dana Bank ?
5.
Bagaimana Penggunaan Dana Bank?
C.
Tujuan Masalah
1.
Untuk mengetahui Pengertian Manajemen Dana Bank.
2.
Untuk mengetahui Fungsi Dana Bank (Bank Capital).
3.
Menjelaskan Perencanaan Jumlah Dana Bank.
4.
Untuk mengetahui Pengertian Sumber-Sumber Dana Bank.
5.
Menjelaskan Penggunaan Dana Bank.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Manajemen Dana Bank
Kegiatan utama bank adalah mengumpulkan dana dan menyalurkan kredit
yang harus dilakukan dengan baik dan benar. Menajemen sangat berperan penting
dalam pengumpulan dana
dan penyaluran kredit
untuk mendukung tercapainya tujuan.
Manajemen
adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan
sember daya manusia dan
sumber-sumber lainnya secara
efektif dan efesien
untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Dana
Bank adalah sejumlah uang yang di miliki dan dikuasai suatu bank dalam kegiatan
operasionalnya, atau suatu kegiatan perencanaan, Pelaksanaan, dan pengendalian
terhadap penghimpunan dana yang ada di masyarakat.[1]
Manajemen
Dana Bank (Bank Found Management) adalah ilmu dan seni mengatur proses
penarikan dan pengumpulan dana yang optimal dan dengan cost of money yang wajar. Yang di maksud
dengan wajar adalah cost
of money (cost of found
+ overhead cost) dapat bersaing dengan bank-bank lain.[2]
Sebagai
lembaga keuangan, maka dana merupakan persoalan bank yang paling utama. Tanpa
dana, bank tidak dapat berbuat apa-apa, artinya tidak berfungsi sama sekali.[3]
Bagi bank,
manajemen dana bank
adalah bagaimana memilih
dan mengelola sumber dana
yang tersedia. Bagi
bank pengelola sumber
dana dari masyarakat luas,
terutama dalam bentuk
simpanan giro, tabungan
dan deposito sangatlah penting. Dalam penglolaan
sumber dana di mulai
dari pencarian akan kebutuhan dana,
kemudian pelaksanaan pencarian
sumber dana yang
tersedia. Pengelolaan sumber dana
kini di kenal
dengan nama manajemen
dana bank. Dengan kata
lain pengertian manajemen
dana bank adalah
suatu kegiatan perencanaan, pelaksanaan
dan pengendalian terhadap
penghimpun dana yang
ada di masyarakat.[4]
Manajemen
pengelolaan Dana Bank meliputi kegiatan-kegiatan berikut:
1.
Mengatur penarikan dan pengumpulan dana yang optimal dan dengan
cost of money yang minimal.
2.
Merencanakan sarana pembanguna dan penyaluran kredit bank.
3.
Menetapkan kebijaksanaan-kebijaksanaan penarikan tabungan dan penyaluran
kredit yang efektif dan aman.
4.
Memperhatikan keseimbangan antara dana bank dengan investasi primer
dan sekunder sesuai ketentuan dan surat edaran Bank Indonesia.
5.
Mengatur keseimbangan dana sendiri dan dana asing.
6.
Mengatur penyaluran kredit yang optimal, likuiditas dan aman.
7.
Melaksanakan sistem kontrol preventif dan repsesif yang efektif terhadap
pengumpulan dana dan penyaluran dana.
8.
Mengevaluasi seberapa jauh tujuan bank bersangkutan tercapai.
9.
Memonitoring informasi perkembangan perbankan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan
moneter pemerintah.
B.
Fungsi Dana Bank (Bank Capital)
1.
Sebagai sumber dana biaya kegiatan operasional bank.
2.
Untuk memenuhi ketentuan dari surat edaran Bank Indonesia.
3.
Sumber dana untuk investasi primer dan sekunder bank.
4.
Sebagai penyangga dan penyerap kerugian bank bersangkutan.
5.
Sebagai tolak ukur besar kecilnya suatu bank.
6.
Untuk menarik SSU menabungkan uangnya di bank bersangkutan.
7.
Untuk memperbesar solidaritas masyarakat terhadap bank
bersangkutan.
8.
Untuk memperbesar daya saing bank bersangkutan.
9.
Untuk mempermudah penarikan dan peningkatan sumber daya manusia.
10.
Untuk memperbanyak pembukaan kantor cabang.
11.
Sebagai tool of management bagi manajer bank.
C.
Perencanaan Jumlah Dana Bank
Perencanaan jumlah
dana bank diperlukan
untuk menetapkan dana yang dibutuhkan sehingga pengendalian dapat
di lakukan. Perencanaan yang baik harus
didasarkan atas analisis data dan
informasi. Data dan
informasi yang di butuhkan dalam perencanaan jumlah dana bank
antara lain :
1.
Undang-undang
perbankan dan surat edaran bank sentral
2.
Situasi
moneter dan keadaan perekonomian
3.
Pendapat
masyarakat (IPC) dan besarnya biaya hidup
4.
Jumlah
bank saingan dan
besarnya cost of found yang berlaku
5.
Capital
Adequacy Ratio (CAR) atau rasio kecukupan modal dan Bank For International Settlements (BIS).
Sedangkan
yang dimaksud dengan perencanaan adalah:
Perencanaan adalah
memilih dan menggabungkan
fakta dan membuat serta
menggunakan asumsi mengenai
masa datang dengan
jalan menggambarkan dan merumuskan
kegiatan-kegiatan yang di
perlukan untuk mencapai hasil yang di inginkan (G.R Terry).
Perencanaan
adalah menentukan serangkaian tindakan untuk mencapai hasil yang diinginkan
(Louis A. Allen).
Rencana adalah
sejumlah keputusan mengenai
keinginan dan berisi pedoman pelaksanaan untuk mencapai
tujuan yang diinginkannya itu. Jadi, setiap
rencana mengandung dua unsur,
yaitu tujuan dan
pedoman (Drs. Malayu S.P. Hasibuan-1985).
Penentuan Besarnya Dana Bank
Untuk
menentukan besarnya dana bank secara absolut sulit, tetapi besarnya dana bank
dapat di tentukan berdasarkan hal-hal berikut :
1.
Ketentuan Pemerintah
Pemerintah selalu
menetapkan besarnya dana
(modal) sendiri setiap bank
negaranya masing-masing. Penentuan
tersebut berdasarkan UU, Keppres,
atau surat edaran Bank Indonesia.
2.
Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM)
KPMM atau CAR adalah kebutuhan modal minimum bank di hitung
berdasarkan aktiva tertimbang menurut resiko.
3.
Area Operasional Bank
Kebutuhan dana bank
akan semakin besar
jika area operasionalnya semakin luas meliputi nasional
dan bahkan internasional.
4.
Produk Jasa Bank
Kebutuhan besarnya dana
bank dipengaruhi oleh
banyaknya produk jasa yang akan
dilayaninya. Apabila produk jasa bank
banyak, maka dana bank yang dibutuhkan semakin besar, begitu juga sebaliknya.
5.
Tujuan Bank
Dana bank akan
dipengaruhi oleh tujuan
yang ingin di
capai bank bersangkutan. Semakin
banyak laba yang
ingin diperoleh maka semakin besar dana bank yang dibutuhkan.
6.
Pimpinan Bank
Kebutuhan modal bank
juga dipengaruhi oleh
kecakapan dan profesionalisme
pimpinan bank.
7.
Kebutuhan Likuiditas yang dimiliki
Artinya jika alat-alat
likuid yang di
miliki sangat terbatas,
ada kemungkinan untuk memenuhi likuiditas itu diambil dari modal bank
bersangkutan.
8.
Tingkat Kualitas dari Aset
Artinya semakin banyak
aset yang produktif
(kredit lancar dan carning
assets) maka kebutuhan
akan modal semakin
mudah di penuhi.
9.
Struktur dari Tabungan
Artinya apabila biaya
tabungan semakin banyak,
akan semakin sulit untuk dapat memenuhinya.
10.
Tingkat Kualitas dan Sistem Operasional Bank
Artinya semakin baik
operasional bank, semakin
efisien serta produktif bank
bersangkutan.
11.
Tingakat Kualitas Pemilik Bank
Artinya jika pemilik bank selalu menginginkan agar banknya semakin
kuat dan besar, kebutuhan modal akan semakin terpenuhi karena laba yang di peroleh diinvestasikan kembali.[5]
D.
Pengertian Sumber-Sumber Dana Bank
Sumber-sumber
dana bank adalah usaha bank dalam memperoleh dana dalam rangka membiayai
operasinya. Sesuai dengan fungsi bank sebagai lembaga keuangan dimana kegiatan
sehari-harinya adalah bergerak dibidang keuangan, maka sumber-sumber dana juga
tidak terlepas dari bidang keuangan. Untuk menopang kegiatan bank sebagai
penjual uang (memberikan pinjaman), bank harus lebih dulu membeli uang
(menghimpun dana) sehingga dari selisih bunga tersebutlah bank memperoleh
keuntungan.
Dana
untuk membiayai operasinya dapat diperoleh dari berbagai sumber. Perolehan dana
ini tergantung bank itu sendiri apakah secara pinjaman (titipan) dari
masyarakat atau dari lembaga lainnya. Di samping itu, untuk membiayai
operasinya dana dapat pula diperoleh dengan modal sendiri, yaitu dengan
mengeluarkan atau menjual saham. Perolehan dana disesuikan pula dengan tujuan
penggunaan dana tersebut.
Jika
tujuannya untuk kegiatan sehari-hari jelas berbeda sumbernya, dengan bank yang
hendak melakukan investasi baru atau untuk perluasan suatu usaha. Jadi
tergantung dari pada tujuan dana tersebut digunakan untuk apa.[6]
Adapun jenis
sumber-sumber dana bank tersebut:
1.
Dana yang bersumber dari bank itu sendiri.
2.
Dana yang berasal dari masyarakat luas.
3.
Dana yang bersumber dari lembaga lain.
4.
Dana dari pasar financial.
Berikut
ini uraian dari masing masing sumber dana di atas:
1.
Dana Yang Bersumber Dari Bank Itu Sendiri
Sumber
dana yang bersumber dari bank itu sendiri merupakan sumber dana dari modal
sendiri. Modal sendiri maksudnya adalah modal setoran dari para pemegang
sahamnya. Apabila saham yang terdapat dalam portepel belum habis terjual,
sedangkan kebutuhan dana masih perlu, maka pencariannya dapat dilakukan dengan
menjual saham kepada pemegang saham lama. Akan tetapi jika tujuan perusahaan
untuk melakukan ekspansi, maka perusahaan dapat mengeluarkan saham baru dan
menjual saham baru tersebut di pasar modal. Di samping itu pihak perbankan
dapat pula menggunakan cadangan-cadangan baru yang belum digunakan.
Secara garis besar dapat disimpulkan
pencarian dana yang bersumber dari bank itu sendiri terdiri dari:
1.
Setoran modal dari pemegang saham
Dalam hal ini pemilik saham lama dapat menyetor dana tambahan atau
membeli saham yang dikeluarkan oleh perusahaan.
2.
Cadangan-cadangan bank
Maksudnya ada cadangan-cadangan laba pada tahun lalu yang tidak
dibagi kepada para pemegang sahamnya. Cadangan ini sengaja disediakan untuk
mengantisipasi laba tahun yang akan datang.
3.
Laba bank yang belum dibagi
Merupakan laba yang memang belum dibagikan pada tahun yang
bersangkutan, sehingga dapat dimanfaatkan sebagai modal untuk sementara waktu.
Keuntungan dari sumber dana sendiri adalah tidak perlu membayar
bunga yang relatif lebih besar daripada jika meminjam kelembaga lain.
Kerugiannya adalah waktu yang diperlukan untuk memperoleh dana dalam jumlah
besar memerlukan waktu yang relatif lebih lama. Hal ini disebabkan untuk
melakukan penjualan saham bukanlah hal yang mudah.
2.
Dana Yang Berasal Dari Masyarakat Luas
Sumber dana ini merupakan sumber
dana terpenting bagi kegiatan operasi suatu bank dan merupakan ukuran
keberhasilan bank jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini.
Pencarian dana dari sumber ini relatif paling mudah jika dibandingkan dengan
sumber lainnya. Pencarian dana dari sumber dana ini paling dominan, asal dapat
memberikan bunga dan fasilitas menarik lainnya, menarik dana dari sumber ini
tidak terlalu sulit. Akan tetapi pencarian sumber dana dari sumber ini relatif
lebih mahal, dibandingkan dari dana sendiri.
Pentingnya sumber dana dari
masyarakat laus, disebabkan sumber dana dari masyarakat luas merupakan sumber
dana yang paling utama bagi bank. Sumber dana yang juga disebut sumber dana
dari pihak ketiga ini di samping mudah untuk mencarinya juga tersedia banyak
dimasyarakat. Kemudian persyaratan untuk mencarinya juga tidak sulit.
Untuk
memperoleh sumber dana dari masyarakat luas, bank dapat menawarkan berbagai
jenis simpanan. Pembagian jenis simpanan ke dalam beberapa jenis dimaksudkan
agar para nasabah penyimpan mempunyai banyak pilihan sesuai dengan tujuan
masing-masing. Tiap pilihan mempunyai pertimbangan tertentu dan adanya suatu
pengharapan yang ingin diperolehnya. Pengharapan yang ingin diperoleh dapat
berupa keuntungan, kemudahan atau keamanan uangnya atau kesemuanya. Sebagai
contoh tujuan utama menyimpanan uang dalam bentuk rekening giro adalah untuk
kemudahan dalam melakukan pembayaran, terutama bagi mereka yang bergelut dalam
bisnis dan biasanya pemegang rekening giro tidak begitu memperhatiakan masalah
besar kecil bunga yang akan diterimanya. Sedangkan bagi mereka yang menyimpan
uangnya direkening tabungan di samping kemudahan untuk mengambil uangnya juga
adanya pengharapan bunga yang lebih besar jika dibandingkan dengan rekening
giro.
Kemudian tujuan menyimpan uangya
direkening deposito tentu mengharapkan penghasilan dari buga yang lebih besar.
Hal ini disebabkan bunga deposito yang diberikan kepada deposan paling tinggi
jika dibandingkan dengan simpanan lainnya. Bagi bank simpanan deposito
merupakan dana mahal karena bunga yang diberikan kepada nasabah lebih tinggi
dari bunga simpanan giro atau tabungan.
Secara umum kegiatan penghimpunan
dana ini dibagi kedalam tiga jenis yaitu:
1.
Simpanan giro ( demand deposit)
2.
Simpanan tabungan (saving deposit)
3.
Simpanan deposito ( time deposite)
Simpanan
giro merupakan dana murah bagi bank, karena bunga atau balas jasa yang dibayar
paling murah jika dibandingkan dengan simpanan tabungan dan simpanan deposito.
Sedangkan simpanan tabungan dan simpanan deposito disebut dana mahal, hal ini
disebabkan bunga yang dibayar kepada pemegangnya relatif lebih tinggi, jika dibandingkan dengan jasa
giro.
3.
Dana Yang Bersumkber Dari Lembaga Lainnya
Sumber
dana yang ketiga ini merupakan sumber dana tambahan jika bank mengalami
kesulitan dalam pencarian sumber dana pertama dan kedua diatas. Pencarian dari
sumber dana ini relatif lebih mahal dan sifatnya hanya sementara waktu saja.
Kemudian dana yang diperoleh dari sumber ini digunakan untuk memgbiayai atau
membayar transaksi-transaksi tertentu. Perolehan dana dari sumber ini antara
lain dapat diperoleh dari:
1.
Kredit likuiditas dari bank Indonesia
Merupakan kredit yang diberikan bank Indonesia kepada bank-bank
yang mengalami kesulitan likuiditasnya. Kredit likuiditas ini juga diberikan
kepada pembiayaan sektor-sektor tertentu.
2.
Pinjaman antar bank
Pinjaman antar bank biasanya diberikan kepada bank-bank yang
mengalami kalah kliring di dalam lembaga kliring. Pinjaman ini bersifat jangka
pendek dengan bunga yang relatif tinggi. Pinjaman antar bank lebih dikenal
dengan nama call money.
3.
Pinjaman dari bank-bank luar negeri
Merupakan pinjaman yang diperoleh oleh perbankan dari pihak luar
negeri, misalnya pinjaman dari bank di singapura, amerika serikat atau dari
negara-negara Eropa
4.
Surat berharga pasar uang (SBPU)
Dalam hal ini pihak perbankan menerbitkan SBPU kemudian diperjual
belikan kepada pihak yang berminat, baik perusahaan keuangan maupun non
keuangan.[7]
4.
Dana Dari Pasar Finansial
Pasar finansial menyediakan berbagai fasilitas
untuk melancarkan jual beli sekuritas finansial. Pasar finansial terbagi atas
pasar uang (money market) untuk sekuritas jangka pendek dan pasar modal
(capital market) untuk sekuritas jangka panjang.
Untuk
mendapatkan dana, bank dapat menerbitkan sekuritas antara lain sertifikat
deposito, promes, obligasi, dan sebagainya. Bank dapat menawarkannya dalam
pasar finansial. Sejalan dengan itu bank juga dapat melakukan sekuritisasi (securitization)
aset.
·
Sertifikat Deposito
Sertifikat
deposito (certificate of deposit, atau negotiable of deposit) sering
disingkat dengan CD. Pada prinsipnya CD adalah semacam instrumen finansial yang
diterbitkan oleh sebuah bank dengan karakteristik atas unjuk yang di dalamnya
tercantum jumlah dana tingkat bunga, jangka waktu ( jatuh tempo). Menurut
undang-undang perbankan, sertifikat deposito adalah deposito berjangka uang
bukti simpanannya dapat diperdagangkan. Ciri pokok yang membedakannya dengan
deposito berjangka biasa adalah terletak pada sifat dapat diperjual belikan
sebelum jatuh temponya melalui lembaga keuangan bukan bank.
Commercial paper (CP)
merupakan promes yang tidak disertai dengan jaminan yang diterbitkan, baik oleh
bank, maupun perusahaan bukan bank untuk memperoleh dana jangka pendek yang
dijual kepada investor melalui pasar uang.
·
Sekuritisasi Aset Bank
Sekurisasi aset ( securitzation
of assets ) berarti mentranformasikan aset menjadi sekuritas, misalnya aset
kredit yang diberikan. Dengan bekerja sama dengan suatu lembaga finansial,
sebagian dari aset kredit dipindahkan ke
dalam kekuasaan suatu lembaga finansial, lalu menggantinya dengan menerbitkan
sekuritas. Sekuritas ini kemudian dijual kepada berbagai investor. Proses ini
mirip dengan penjualan piutang kepada lembaga faktoring.
·
Pasar Uang Antar Bank
Asar uang antar bank (interbank
call money market) merupakan salah satu sarana untuk memenuhi likuiditas
bank, karena kalah kliring. Pasar uang antar bank pada dasarnya adalah kegiatan
pinjam meminjam antara suatu bank dengan bank-bank lain, sebagaimana sudah
dibicarakan sebelumnya.
E.
Penggunaan Dana Bank
Dana yang telah dikumpulkan dari sumber-sumber dana dibukukan
sebagai pasiva (utang), kenudian dari pasiva ditransformasikan menjadi aset
(harta). Aset bank umum dapat digolongkan ke dalam empat kategori dasar, yaitu:
1.
Kas (uang tunai)
2.
Investasi dalam sekuritas finansial
3.
Kredit yang diberikan
4.
Aset tetap
Penggunaan dana dalam praktiknya
mengalokasikan dana kedalam berbagai aset.
Pengalokasian dana ke dalam berbagai rekening aset dilakukan
menurut prioritas dan keperluannya.
·
Prioritas pertama untuk mengisi cadangan primer.
·
Prioritas kedua untuk mengisi cadangan sekunder.
·
Prioritas ketiga untuk mengisi portofolio kredit.
·
Priorotas keempat untuk portofolio investasi.
a.
Cadangan Primer
Terlebih dulu perlu diingatkan bahwa istilah cadangan yang dipakai
disini adalah kategori fungsinal, bukan istilah akuntansi. Jadi istilah
cadangan primer dan cadangan sekunder tidak akan ditemui dalam neraca.
Cadangan primer dimaksudkan untuk memenuhi ketentuan likuiditas
wajib (giro wajib minimum) yang disetor kedalam rekening bank yang bersangkutan
pada bank sentral, untuk keperluan operasional sehari-hari, dan penyelesaian
kliring antarbank. Cadangan primer dibukukan kedalam rekening-rekening:
·
Kas
·
Rekening giro pada bank sentral
·
Rekening pada bank koresponden
·
Piutang dalam proses penagihan
Aset yang disimpan dalam rekening-rekening tersebut sering disebut
sebagai aset yang likuid, yang berarti mudah dicairkan menjadi uang tunai.
Saldo kas digunakan untuk melayani pengambilan bila penyetoran lebih banyak
jumlahnya dari jumlah pengambilan. Demikian pula sebaliknya, bila pengambilan
lebih banyak dari penyetoran, maka saldo kas akan defisit.
Saldo rekening pada bank sentral sebagian merupakan giro wajib minimum
dan sebagian lagi dapat digunakan untuk menjaga perubahan penerimaan dan
pemasukan uang melalui transaksi kliring. Di dalam saldo ini termasuk pula dana
jaminan kliring.
Saldo giro pada bank sentral sebagai alat likuid yang paling utama,
karena tidak hanya semata-mata untuk GWM, tetapi juga untuk meningkatkan
kepercayaan masyarakat.
b.
Cadangan Sekunder
Cadangan sekunder berfungsi sebagai penyangga bagi posisi cadangan
primer, bila pada suatu
ketika saldo kas tidak mencukupi, atau bila saldo giro pada bank sentral tidak
mencukupi. Walaupun tujuan penempatan dana sebagai cadangan sekunder untuk
keperluan likuiditas, sedapat mungkin harus dapat memberi penghasilan. Oleh
karena itu, cadangan sekunder ditempatkan pada sekuritas misalnya SBI,SBPU.
Cadangan sekunder dibukukan pada sisi aset dalam rekening surat berharga yang
dimiliki.
c.
Prioritas ketiga untuk mengisi portofolio kredit
Prioritas ketiga penggunaan dana adalah untuk pemberian kredit.
Kredit merupakan aset bank yang terbesar dibandingkan aset lainnya. Karena itu
bunga kredit merupakan sumber penghasilan yang dominan. Portofolio kredit
terdiri dari berbagai jenis kredit, misalnya kredit komersial, kredit cicilan,
kredit perumahan, dan sebagainya. Penyediaan dana untuk masing-masing jenis
kredit dilakukan berdasarkan laba relatif dan permintaan, dengan memperhatikan
pembatasan yang diisyaratkan oleh prinsip kehati-hatian serta peraturan.
d.
Prioritas keempat untuk portofolio investasi
Prioritas terakhir untuk investasi pada berbagai tujuan, yaitu:
·
Untuk diverifikasi usaha
·
Untuk mendangkan penghasialan
·
Penghasilan tambahan cadangan sekunder.[8]
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Manajemen Dana Bank (Bank Found Management) adalah ilmu dan seni
mengatur proses penarikan dan pengumpulan dana yang optimal dan dengan cost of
money yang wajar. Yang di maksud
dengan wajar adalah cost
of money (cost of found
+ overhead cost) dapat bersaing dengan bank-bank lain.
Dana bank yang efektif mutlak harus ada
supaya operasional bank dapat
dilakukan. Dana bank adalah sejumlah uang yang dimiliki dan dikuasai suatu bank
dalam kegiatan operasionalnya.
Sumber-sumber
dana bank adalah usaha bank dalam memperoleh dana dalam rangka membiayai
operasinya. Sesuai dengan fungsi bank sebagai lembaga keuangan dimana kegiatan
sehari-harinya adalah bergerak dibidang keuangan, maka sumber-sumber dana juga
tidak terlepas dari bidang keuangan. Untuk menopang kegiatan bank sebagai
penjual uang (memberikan pinjaman), bank harus lebih dulu membeli uang
(menghimpun dana) sehingga dari selisih bunga tersebutlah bank memperoleh
keuntungan.
Adapun
jenis sumber-sumber dana bank tersebut:
1.
Dana yang bersumber dari bank itu sendiri.
2.
Dana yang berasal dari masyarakat luas.
3.
Dana yang bersumber dari lembaga lain.
4.
Dana dari pasar financial.
DAFTAR PUSTAKA
Darmawi, Herman. 2011. Manajemen Perbankan, Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Hasibuan, Malayu S.P. 2001. Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta:
PT Bumi Aksara.
Kasmir. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta:
Rajawali Pers.
Kamir. 2010. Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta: Rajawali Pers.
Sinungan, Muchdarsyah. 2000. Manajemen Dana Bank,
Jakarta: PT Bumi Aksara.
Turmudi dan Nofli Wawanto. 2011. “Manajemen Dana Bank”, Solok: Makalah
di Universitas Mahaputra Muhammad Yamin Fakultas Ekonomi – Jurusan Manajemen.
[1] Turmudi dan Nofli Wawanto, “Manajemen Dana
Bank”, Universitas Mahaputra Muhammad Yamin Fakultas Ekonomi – Jurusan
Manajemen, Solok (2011), h. 7.
[2] H. Malayu S.P. Hasibuan, Dasar-Dasar
Perbankan, (Jakarta: PT Bumi Angkasa, 2001), cet. 1, h.56-57.
[3] Muchdarsyah Sinungan, Manajemen
Dana Bank, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2000), h. 84.
[4] Turmudi dan Nofli Wawanto, “Manajemen Dana…”,
h. 7-8.
[5] H. Malayu S.P Hasibuan, Dasar-Dasar…
, h. 55, 57-61.
[6] Kasmir, Bank Dan Lembaga Keuangan
Lainnya, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), Ed. Revisi-cet. 14, h. 58.
[7]
Kasmir, Dasar-dasar
Perbankan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010) Cet.1, h.62-66
[8] Herman Darmawi, Manajemen
Perbankan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), cet. 2, h. 46-52.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar