Rabu, 12 April 2017

Aktiva Tetap Berwujud



BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Secara umum akuntansi mencakup kegiatan pendapatan dimulai dari transaksi dicatat untuk pertama kali dalam jurnal hingga menjadi laporan keuangan. Sehingga dapat dikatakan bahwa akuntansi sangatlah penting dalam kegiatan sehari-hari terutama bagi operasi perusahaan dalam satu periode. Di dalam akuntansi kita telah mengenal proses penyusunan laporan keuangan yang mana terdapat nama-nama akun dan nomor-nomor akun yang sesuai dengan ketentuan perusahaan. Proses akuntansi diantaranya mulai dengan bukti transaksi, jurnal (jurnal umum dan jurnal khusus), posting buku besar, neraca saldo, jurnal penyesuaian, neraca lajur, laporan keuangan (laporan laba rugi, neraca, laporan perubahan ekuitas), jurnal penutup, neraca saldo setelah pentupan, dan jurnal balik.
Dari tahapan diatas laporan keuangan neraca terdiri dari aktiva lancar, aktiva tetap, kewajiban dan modal. Dan yang akan dibahas kali ini adalah aktiva tetap ,berbagai jenis aktiva dapat digunakan lebih dari satu periode untuk operasi perusahaan. Aktiva tetap terdiri dari aktiva tetap berwujud dan tidak berwujud.Kami disini sebagai penulis akan menyampaikan materi tentang aktiva tetap berwujud yang dilihat dari segi perolehan,penggunaan,dan pemberhentian.
Adapun yang berapa didalamnya meliputi pengertian aktiva tetap berwujud, pengeluaran modal dan pendapatan, prinsip penilaian aktiva tetap, harga perolehan aktiva tetap,cara-cara perolehan aktiva tetap, dan pemberhentian aktiva tetap.
Oleh karena itu perlunya untuk mengetahui serta memahami secara rinci tentang aktiva tetap berwujud. Dengan cara demikian kita mampu mengaplikasikan apa saja yang terdapat di dalam aktiva tetap berwujud .




B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan aktiva tetap berwujud?
2.      Apa yang dimaksud dengan pengeluaran modal  dan pengeluaran pendapatan?
3.      Apa saja prinsip yang terdapat dalam penilaian aktiva tetap?
4.      Bagaimana cara menetukan harga perolehan aktiva tetap  berwujud?
5.      Bagaimana cara-cara memperoleh aktiva tetap?
6.      Bagaimana cara menghentikan pemakaian aktiva tetap berwujud?
C.     Tujuan
1.      Mengetahui pengertian aktiva tetap berwujud sesuai Standar Akuntansi Keuangan.
2.      Mengetahui tentang cara-cara perolehan aktiva tetap
3.      Mengetahui jenis-jenis dari aktiva tetap berwujud.
4.      Mengetahui penggolongan dari aktiva tetap bewujud
5.      Mengetahui secara umum tentang aktiva tetap berwujud















BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Aktiva Tetap Berwujud
            Aktiva merupakan bentuk penanaman modal perusahaan.Bentuknya dapat berupa harta kekayaan atau hak atas kekayaan atau jasa yang dimiliki oleh persahaan yang bersangkutan. Harta kekayaan tersebut harus dinyatakan dengan jelas, diukur dalam satuan uang, dan diuraikan berdasarkan lamanya waktu atau kepercayaanya berubah kembali menjadi uang kas.
Yang di maksud dengan aktiva tetap berwujud adalah aktiva-aktiva yang berwujud yang sifatnya permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. Istilah relatif permanen menunjukan sifat dimana aktiva yang bersangkutan dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama. Untuk tujuan akuntansi, jangka waktu penggunaan ini dibatasi dengan”lebih dari satu periode akuntansi “.Jadi aktiva berwujud yang umurnya lebih dari satu periode akuntansi dan dikelompokan menjadi aktiva tetap berwujud.[1]
Aktiva tetap digunakan dalam operasi reguler lebih dari dari satu tahun, dibeli dengan tujuan untuk dijual kembali, yang termasuk dalam aktiva tetap diantaranya:
a.  Tanah (Land)
Tanah yang dimiliki dalam opersai perusahaan.
b. Bangunan atau gedung (Building)
Bangunan yang dimiliki dan dipergunakan dalam aktivitas usaha.Perusahaan dapat memilikii hanya satu bangunan untuk berbagai aktivitas atau memiliki beberapa bangunan yang terpisah.
          Misalnya : untuk produksi sendiri, untuk penjualan barang sendiri, untuk kegiatan administrasi sendiri.


c.  Mesin-mesin (Marhinery)
   Mesin-mesin dan alat perlengkapannya yang dipergunkakan dalam mengolah bahan dasar menjadi barang jadi (proses pembuatan barang).
d. Perabot dan peralatan kantor (Office Furniture and Fixtures)
Kursi, meja dan bangku, mesin-mesin kantor seperti mesin hitung, mesin pembukuan, kalkulator, mesin untuk memproses data, mesin ketil yang diperluka dalam operasi umum perusahaan.Perabot dan peralatan ini tidak secara langsung dipergunkan dalam rangka penjualan barang.
e.  Perabot dan peralatan toko (store furniture and fixtures)
Registrasi kas, meja tempat  membayar, alat ukur, rak barang, etalase, dan perabot seta peralatan lain yang digunakan dalam penjualan barang.
f.  Alat pengangkutan (delivery Equipment)
Semua alat atau kendaraan yang dimiliki dan dipergunakan untuk pengangkutan barang yang dibeli dan kemudian dijual seperti truk, traktor, pick up, gerobak, dan lain sebagainya.
g. Sumber-sumber alam (Natural resources)
Misalnya tambang batubara, hutan kayu, kebun buah-buahan.[2]
Aktiva tetap berwujud yang dimiliki oleh perusahaan dapat mempunyai macam-macam bentuk seperti tanah, bangunan, mesin-mesin, alat-alat, kendaran yang sudah dijelaskan diatas.Dari macam-macam aktiva tetap berwujud diatas untuk yujuan akuntansi dilakukan pengelompokan sebagai berikut :
1. Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas
          Misalnya : tanah untuk letak perusahaan , pertanian, dan pertenakan.
2. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya bisa diganti dengan aktiva yang sejenis.
Misalnya : bangunan, mesin, alat-alat, mebel, kendaraan, dan lain-lain.
3.    Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaanya tidak dapat diganti dengan aktiva yang sejenis
Misalnya : sumber-sumber alam seperti tambang, hutan dan lain-lain.
Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas tidak dilakukan penyusuta terhadap harga perolehannya, sedangkan aktiva yang terbatas umurnya dilakukan penyusuta harga perolehannya, aktiva tetap yang dapat diganti dengan aktiva yang sejenis penyusutannya disebut depresiasi sedangkan penyusutan sumber alam disebut deplesi.

B.     Pengeluaran Modal dan Pendapatan
Perlakuan akuntansi terhadap pengeluaran-pengeluaran yang berhubungan dengan perolehan dan penggunaan aktiva tetap dapat di bagi menjadi dua diantaranya sebagai berikut :
a.    Pengeluaran modal (Capital Expenditures)
Adalah pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh suatu manfaat yang akan dirasakan lebih dari satu periode akutansi.Pengeluaran-pengeluaran seperti ini dicatat dalam rekening aktiva (dikapitalisme)
b.    Pengeluaran pendapatan(Revenue Ex penditures)
Adalah pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh suatu manfaat yang hanya dirasakan dalam periode akuntansi yang bersangkutan. Oleh karena itu pengeluaran-pengeluaran seperti ini dicatat kedalam rekening biaya.
Jadi dasar pertmbangan dalam pencatatan pengeluaran-pengeluaran untuuk aktiva tetap adalah berapa lama manfaat pengeluaran tersebut dapat dirasakan, hanya satu periode atau lebih dari satu periode akuntansi.Selain pertimbangan masa manfaat, kadang-kadang untuk alasan kepratisan, dilakukan penyimpangan,yaitu apabila :
a.    Jumlah pengeluaran itu relatif kecil
b.    Manfaat dimasa yang akan datang tidak begitu berarti
c.    Sulit untuk mengukur manfaat dimasa yang akan datang Maka pengeluaran-pengeluaran dikelompokan dalam pengeluaran pendapatan.
Sering juga pimpinan perusahaan memutuskan bahwa pengeluaran–pengeluaran sampai jumlah tertentu dianggap sebagai pengeluaran penghasilan, dan pengeluaran-pengeluaran diatas jumlah tertentu tersebut akan dikelompokan sebagai pengeluaran modal apabila pengeluaran tersebut jelas-jelas memberikan manfaat untuk periode-periode yang akan datang.
C.    Prinsip Penilaian Aktiva Tetap Berwujud
Adapun prinsip dalam hubungannya dengan penilaian aktiva tetap berwujud, PSAK No 16 Menyatankan suatu benda berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokan sebagai aktiva tetap, pada awalnya diukur berdasarkan biaya perolehan.
Adapun yang dimaksud dengan biaya (perolehan) aktiva tetap adalah jumlah kas atau setara yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aktiva pada saat perolehan atau kontruksi sampai dengan aktiva tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk digunakan.Sesudah aktiva tetap itu diperoleh  dan dalam masa penggunaan maka aktiva yang umurnya tidak terbatas seperti tanah, dilaporkan dalam neraca sebesar harga perolehannya.Sedang untuk aktiva yang umurnay terbatas dicantukan dalam neraca sebesar harga perolehannya dikurangi dengan akumulasi depresiasi/deplesi.Harga perolehan dikurangi akumulasi depresiasi/deplesi disebut nilai buku.
D.    Harga Perolehan Aktiva Tetap Berwujud
Untuk menentukan besarnya harga perolehan suatu aktiva, berlaku prinsip yang menyatakan bahwa semua pengaluaran yang terjadi sejak pembelian sampai aktiva itu siap dipakai untuk dikapitalisasi. Karena jenis aktiva itu macam-macam maka masing-masing jenis mempunyai masalah-masalah khusus  yang akan dibicarakan berikut ini.
a.       Tanah
Tanah yang dimiliki dan digunakan sebagai tempat berdirinya perusahaan dicatat dalam rekening tanah. Apabila tanah itu tidak digunakan dalam usaha perusahaan maka dicatat dalam rekening investasijangka panjang. Harga perolehan tanah terdiri dari berbagai elemen seperti (a) harga beli, (b)komisi pembelian, (c) bea balik nama, (d) biaya penelitian tanah, (e)iuran-iuran (pajak-pajak) selama tanah belum dipakai, (f) biaya merobohkan bangunan lama, (g) biaya peralatan tanah, penbersihan dan pembagian, (h) pajak-pajak yang jadi beban pembeli pada waktu pembelian tanah. Biaya-biaya yang tidak dikeluarkan untuk memperbaiki keadaan tanah tetapi mempunyai umur yang terbatastidak dikapitalisasi dalam rekening tanah tetapi dicatat sendiri dalam rekening jalan-jalan dan jembatan. Biaya-biaya seperti itu misalnya biaya untuk membuat jalan, trotoar dan saluran air. Jika tanah dimiliki untuk tujuan investasi, maka semua biaya yang timbuldalam hubungannya dengan tanah tersebut selama masa pemilikan dikapitalisasi menambah haga perolehan tanah.
Khusus untuk perseroan terbatas (PT) tanah yang dimiliki tidak merupakan hak milik, tetapi berupa “hak atas tanah” yang umumnya terbatas. Oleh karena itu hak atas tanah ini disusutkan selama umurnya. Hak atas tanah ini dicantumkan kedalam kelompok aktiva tetap tidak berwujud.
b.      Bangunan
            Gedung yang diperoleh dari pembelian, harga perolehannya harus dialokasikan pada tanah dan gedung. Biaya yang dikapitalisasi sebaai harga perolehan gedung adalah (a) harga beli, (b) biaya perbaikan sebelum gedung itu dipakai, (c) komisi pembelian, (d) bea balik nama, (e) pajak-pajak yang menjadi tanggungan pembeli pada waktu pembelian. Apabila gedung dibuat sendiri maka harga perolehan gedung terdiri dari (a)biaya-biaya penbuata gedung, (b) biaya perencanaan, gambar dan lain-lain, (c) biaya pengurusan izin bangunan, (d) pajak-pajak selama masa pembangunan gedung, (e) bunga selma masa pembuatan gedung, (f) asuransi selama masa pembangunan. Alat-alat perlengkapan gedung seperti tangga berjalan, lift, dan lain-lain dicatat tersendiri dalam rekening alat-alat gedung dan akan didepresiasi selama umur alat-alat tersebut .
c.       Mesin dan alat-alat
            Yang merupakan harga perolehan mesin dan alat-alat adalah (a) harga beli, (b) pajak-pajak yang menjadi beban pembeli, (c) biaya angkut, (d) asuransi selama dalam perjalanan, (e) biaya pemasangan, (f) biaya-biaya yang dikeluarkan selama masa percobaan mesin. Apabila mesin itu dibuat sendiri maka harga perolehannya terdiri dari semua biaya yang dikeluarkan untuk membuat mesin. Mesin yang disewa dari pihak lain, biaya sewanya tidak dikapitalisasi tetapi dibebankan sebagai biaya pada periode terjadinya.
d.      Alat-alat kerja
            Alat-alay kerja yang dimiliki bisa berupa alat-alat untuk mesin atau alat-alat tangan seperti drei, catut, pukul besi dan lain-lain. karena harga perolehannya relatif kecil maka biasanya alat-alat ino tidak didepresiasi tetapi diperlakukan sebagai berikut:
1.      Pada waktu pembelian dikapitalisasi, kemudian setiap ahir periode dihitung fisiknya, selisihnya dicatat sebagai biaya untuk biaya untk periode itu dan rekening alat-alatkerja dikredit, atau
2.      Dikapitalisasi sebagai aktiva dengan jumlah tertentu dan dianggap sebagai persediaan normal, kemudian setiap kali pembelian baru dibebankan sebagai biaya.

e.       Pattern dan dies/ cetakan=cetakan
            Cetakan-cetakan yang dipakai untuk produksi dalam beberapa periode dicatat dalam rekening aktiva tetap dan depresiasi selama umur ekonomisnya. Tetapi jika cetakan itu dipakai hanya untuk memproduksi pesanan khusus, maka harga perolehannya dibebankan sebagai biaya produksi pesanan tersebut.
f.       Perabot (Mebelair) dan alat-alat kantor
            Dalam judul perabot termasuk elemen-elemen seperti meja, kursi, lemari, sedang dlam judul alat-alat kantor termasuk mesin tik, mesin hitung dan lain-lain. pembelian atau pembuatan alat-alat ini harus dipisah-pisahkan untuk fungsi-fungsi produksi, penjualan dan administrasi, sehingga depresiasinya dapat dibebankan sebagai masing-masing fungsi tersebut. Yang  termasuk dalam harga perolehan perabot atau alat-alat kantor adalah harga beli, biaya angkut dan pajak-pajak yang menjadi tanggungan pembeli.
g.      Kendaraan
            Seperi halnya perbot, maka kendaraan yang dimiliki juga harus dipisahkan untuk setiap fungsi yang berbeda. Yang termasuk harga perolehan kendaraan adalah harga faktur, bea balik nama dan biaya angkut. Pajak-pajak yang dibayar setiap periode seperti pajak kendaraan bermotor, jasa raharja, dan lain-lain. dibebankan sebagai biaya periode yang bersangkutan. Harga perolehan kendaraan ini didepresiasi selama masa kegunaannya.
h.      Tempat Barang Yang Dapat Dikembalikan (returnable container) 
            Yang termasuk dalam returnable container  adalah barang-barang yang dipakai ebagai tempat dari produk yang dijual seperti botol, drum, tangki dan lain-lain. barang-barang tersebut merupakan aktiva perusahaan  dan akan tersusut selama umur kegunaannya. Apabila tempat barang itu bisa dikembalikan maka harga jual tidak termasuk harga tempat barang tersebut. Berikut ini contoh mengenai pencatatan yempt barang.
            Misalnya pabrik minuman x menjual minuman sebanyak 1.000 botol dengan harga jual per botol Rp.100,00. Uang tanggungan botol sebesar Rp 500,00 perbotol. Jurnal untuk mencatat penjualan tersebut sebagai berikut:


            piutang                                                            Rp 75.000,00
                        penjualan                                                                    Rp 50.000,00
                        cadangan tempat barang                                                 25.000,00
perhitungan:
            Harga jual                    :           Rp 100,00 x 1.000      =Rp100.000,00
            Tanggungan  botol      :           Rp  50,00 x 1.000       =       50.000,00
                                                                                                   Rp150.000,00
            Dalam hal penjualan dengan tunai maka uang tanggungan yang diterima dikreditkan ke rekening uang tanggunga botol. Pengembalian botol-botol tersebut keperusahaan dicatat dengan jurnal sebagai berikut:
Cadangan tempat barang                                           Rp 50.000,00
                        Piutang (kas)                                                               Rp 50.000,00
            Apabila tempat barang tidak dikembalikan maka uang tanggunganbotol ini menjadi milik perusahaan. Bila pembeli belum membayar uang tanggungan botol maka pembeli harus melunasinya. Uang tanggungan botol yang dibebankan pada pembeli mungkin sebesar harga perolehan botol atau mungkin lebh besar.  Misalnya harga perolehan botol sebesar Rp50,00 per botol, jika pembeli tidak mengembalikan botol dalam contoh diatas, maka jurnal yang dibuat sebagai berikut:
Kas                                                                              Rp50.000,00
            piutang                                                                                    Rp50.00,00
            jurnal diatas dibuat dalam hal pembeli belum membayar uang tanggungan botol pada saat membeli minuman. Jika uang tanggungan botol sudah dibayar maka jurnal diatas tidak perlu dibuat. Tempat barang (botol) yang  tidak dikembalikan dihapuskan dari rekening tempat barang dengan jurnal sebagai berikut:
cadangan tempat barang                                            Rp50.000,00
(uang tanggungan botol)
            Tempat barang                                                                        Rp50.000,00

            Contoh berikutnya, misalnya harga perolehan tempat barang sebesar Rp40,00 per botol. Karena uang tanggungan yang dibebankan pada pembeli sebesar Rp50,00 per botol, maka jika ada pembeli yang tidak mengembalikan botol, perusahaan akan mendapat keuntungan Rp10,00 per botol. Jurnal untuk mencatat tempat barang tidak dikembalikan sebagai berikut:
Kas                                                                              Rp50.000,00
            piutang                                                                                    Rp50.00,00    
            jika uang tanggunga botol sudah dibayar pada waktu penjualan maka jurnal diatas tidk ada. Penghapusan botol yang tidak dikembalikan dibuat dengan jurnal sebagai berikut:
cadangan tempat barang                                            Rp50.000,00
(uang tanggungan botol)
            Tempat barang                                                                        Rp40.000,00
            Laba tempat barang                                                                    10.000,00              
            Pada tanggal neraca, saldo rekening cadangan tempat barang dilaporkan mengurangi piutang, seperti sacadangan kerugian piutang. Sedang rekening uang tanggungan botol merupakan utang jangka pendek.[3]
E.    Cara-Cara Perolehan Aktiva Tetap
            Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, dimana masing-masing cara perolehan akan mempengaruhi penentuan harga perolehan. Berikut ini akan dibicarakan masin-masing perolehan.
a.      Perolehan tunai
            Aktiva tetap berwujud yang diperoleh dari pembelian tunai dicatat dalam buku-buku dengan jumlah besar uang yag dikeluarkan. Dalam jumlah uang yang dikeluarkan untuk memperoleh aktiva tetap termasuk haga faktur dan semu biaya yang dikeluarkan agar aktiva tetap tersebut siap untuk dipakai, seperti biaya angkut premi asuransi dalam perjalanan , biaya balik nama, biaya pemasangan dan biaya percobaan. Semua biaya-biaya diatas dikapitalisasi sebagai harga perolehan aktiva tetap. Apabila dalam pembelian aktiva tetap ada potongan tunai tersebut merupakan pengurangan terhadan faktur, tidak memandng apakah potongan itu didapat atau tidak. Jurnl untuk membeli aktiva tetap, misalnya tanah, adalah :
            Tanah                                                               Rpxx                                                                                       Kas                                                             Rpxx

b.      Pembelian secara lumpsum/ gabungan
Apabila dalam suatu pembelian diperoleh lebih dari satu macam aktiva tetap maka harga perolehan harus dialokasikan pada masing-masing aktiva tetap. Menurut PSAK No.16
·        Harga perolehan dari setiap aktiv yang diperoleh secara gabungan ditentukan dengan mengalikasikan harga gabungan tersebut berdasarkan perbandingan nilai wajar setiap aktiva yang bersangkutan.
  Misalnya dalam pembelian gedung beserta tanahnya maka harga perolehan dialokasikan untuk gedung dan tanah. Dasar alokasi yang digunakan sedapat mungkin dilakukan dengan harga pasar relatif masing-masing aktiva, yaitu dalam hal pembelian tanah dan gedung, dicari harga pasar tanah dan hrga pasar gedung, masing-masing harga pasar ini dibandingkan dan menjadidasar harga perolehan.apabila harga pasar menggunakan dasar surat bukti penbayaran pajak (misalnya pajak bumi dan bangunan).jika tidak ada dasar yang digunakan untuk alokasi harga perolehan maka alokasinya didasarkan padaputusan pimpinan perusahaan.[4]
Contoh:
            PT Risa Fadila membeli aktiva tetap dari sebuah perusahaan dalam proses likuiditas. Aktiva tetap yang dibeli tediri dari tanah, bangunan dan mesin-mesin. Pembelian dilakukan secara paket (lumpsum) dengan harga Rp.80.000.000,00. Harga pasar setiap aktiva etap itu diketahuisebagai berikut :
            Gedung           : Rp25.000.000,00
            Tanah               :      50.000.000,00
            Mesin               :       25.000.000,00
Harga setiap aktiva dihitung dengan cara sebagai berikut :
Gedung           Rp.  25.000.000,00    x Rp 80.000.000,00 = Rp20.000.000,00
                                    Rp.100.000.000,00
Tanah                          Rp.   50.000.000,00   x Rp 80.000.000,00 = Rp 40.000.000,00
                                    Rp.100.000.000,00
Mesin                          Rp   25.000.000,00    x Rp 80.000.000,00 =Rp 20.000.000,00
                                    Rp.100.000.000,00
Jurnal untuk mencatat transksi di atas adalah:
     Gedung                                          Rp 20.000.000,00
     Tanah                                                    40.000.000,00
     Mesin                                                     20.000.000,00
                        Kas                                                                              Rp80.000.000,00

F.     Pemberhentian Aktiva
Aktiva tetap bisa dihentikan pemakaianya dengan cara di jual, ditukarkan ataupun karena rusak. Pada waktu aktiva tetap dihentikan dari pemakaian maka semua rekening yang berhubungan dengan aktiva tersebut dihapuskan. Apabila aktiva itu dijual maka selisih antara harga jual dengan nilai buku atau nilai residu catat sebagai laba atau rugi.
Misal mesin yang dibeli pada tanggal 1 februari 2005 dengan harga Rp 3.200.000,00 pada tanggal 1 juli 2009 dijual dengan harga Rp 650.000,00. Mesin tersebut ditaksir umurnya 5 tahun dan depresiasinya dengan cara garis lurus, taksiran nilai residu Rp 200.000,00. Penjualan mesin pada tanggal 1 juli 2009 di catat dengan jurnal sebagai berikut[5]:
Depresiasi mesin                                    Rp300.000,00
Akumulasi depresiasi mesin                                             Rp300.000,00

Depresiasi 6 bulan:
6/12 x 1/5 x Rp(3200.000,00-200.000,00) = Rp3000.000,00

Kas                                                          Rp650.000,00
Akumulasi depresiasi mesin                      2.600.000,00
Mesin                                                                            Rp3200.000,00
Laba penjualan mesin                                                           100.000,00

Perhitungan:
Harga jual                                                                         Rp650.000,00
Nilai buku mesin:
Harga perolehan                                                  Rp3200.000,00
Akumulasi depresiasi:
2005: 11 bulan =            Rp550.000,00
2006: 12 bulan =            Rp600.000,00
2007: 12 bulan =            Rp600.000,00
2008: 12 bulan =            Rp600.000,00
2009:   6 bulan =            Rp300.000,00
    Rp2650.000,00
                                                                                                             Rp550.000,00
Laba penjualan kativa tetap                                                       Rp100.000,00
          






BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Yang di maksud dengan aktiva tetap berwujud adalah aktiva-aktiva yang berwujud yang sifatnya permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal. Istilah relatif permanen menunjukan sifat dimana aktiva yang bersangkutan dapat digunakan dalam jangka waktu yang relatif lama. Untuk tujuan akuntansi, jangka waktu penggunaan ini dibatasi dengan”lebih dari satu periode akuntansi “.Jadi aktiva berwujud yang umurnya lebih dari satu periode akuntansi dan dikelompokan menjadi aktiva tetap berwujud.
            Pengeluaran modal (Capital Expenditures) adalah pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh suatu manfaat yang akan dirasakan lebih dari satu periode akutansi.Pengeluaran-pengeluaran seperti ini dicatat dalam rekening aktiva (dikapitalisme). Sedangkan pengeluaran pendapatan(Revenue Ex penditures) adalah pengeluaran-pengeluaran untuk memperoleh suatu manfaat yang hanya dirasakan dalam periode akuntansi yang bersangkutan. Oleh karena itu pengeluaran-pengeluaran seperti ini dicatat kedalam rekening biaya.
            Adapun prinsip dalam hubungannya dengan penilaian aktiva tetap berwujud, PSAK No 16 Menyatankan suatu benda berwujud yang memenuhi kualifikasi untuk diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokan sebagai aktiva tetap, pada awalnya diukur berdasarkan biaya perolehan.
            Untuk menentukan besarnya harga perolehan suatu aktiva, berlaku prinsip yang menyatakan bahwa semua pengaluaran yang terjadi sejak pembelian sampai aktiva itu siap dipakai untuk dikapitalisasi.
Aktiva tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, dimana masing-masing cara perolehan akan mempengaruhi penentuan harga perolehan.
Aktiva tetap bisa dihentikan pemakaianya dengan cara di jual, ditukarkan ataupun karena rusak.


DAFTAR PUSTAKA


Baridwan,zaki. 2008. intermediate accounting, (Yogyakarta: BPFE.yogyakarta)
Jumingan. 2006. analiisis laporan keuangan. (jakarta : PT bumi aksara)


[1] Zaki baridwan, intermediate accounting, (Yogyakarta: BPFE.YOGYAKARTA 2008),hl.271
[2] Jumingan, analiisis laporan keuangan, (jakarta : PT bumi aksara, 2006), hl.19
[3] Zaki baridwan, intermediate accounting, (Yogyakarta: BPFE.YOGYAKARTA 2008), hl.274-278
[4] Zaki baridwan, intermediate accounting, (Yogyakarta: BPFE.YOGYAKARTA 2008),hl.273-279
[5] Ibid,, 291-292

Tidak ada komentar:

Posting Komentar